Jumat, 27 Mei 2011

The Soundtrack of Your Life


I’m just someone who wanted to be as good as someone else. I’m afraid to face reality. I always nervous and both of my hand would trembling if I become the center of attention. I can feel my body become cold and I couldn’t say anything that I wanted to say. I’m such a coward and I hate being someone like that. I don’t even give thanks to Allah who give this life for me. But, I couldn’t find myself yet in the deepest of my heart. Find who really I am ...”

Untaian kata-kata itu selalu saja memenuhi hati dan pikiranku. Memberi kebimbangan dan kebutaan dalam hatiku. Aku takut untuk menunjukkan diriku. Aku takut untuk memandang dunia. Aku selalu berada dalam keraguan ketika menentukan jalan hidupku. Akan selalu timbul rasa takut untuk tersakiti. Semua orang pasti pernah merasakan masa-masa pencarian jati diri. Orang selalu berkata, “Temukan jati dirimu!”. Akan tetapi, tak semudah kata terucap untuk melakukannya. Aku tersesat dalam gelapnya keputusasaan.

Suatu hari aku mendengar sebuah lagu mengalun indah di telingaku. Lagu berjudul “Stay The Same” yang dinyanyikan oleh Joey Mclntyre. Lagu itu seakan menumbuhkan setetes keberanian yang berarti untukku. Baris demi baris kata terurai indah penuh saran dan inspirasi bagiku. Lagu itu berkata bahwa semua orang memiliki mimpi dalam dirinya dan tak perlu menjadi orang lain tuk bisa mewujudkannya. Kita akan menjadi lebih berarti bila menjadi diri kita apa adanya. Karena dengan begitu, akan kita temukan jati diri kita dan bila kita telah melewati kebimbangan itu, maka kita akan mulai menyukai diri kita dan lebih menghargai kehidupan yang telah Tuhan berikan pada kita.

Aku selalu menyukai kesunyian dan lebih senang bergumul dalam kesedihan seorang diri tanpa mengijinkan orang lain masuk ke dalam duniaku waktu itu. Aku selalu berpikir bahwa aku tak sesempurna orang lain. Banyak kekurangan yang kumiliki. Akan tetapi, tak ada gunanya menjadi orang lain, bila jati diri hanya akan tertutupi oleh kepalsuan yang akan menyesatkanku dalam kebimbangan lebih jauh lagi. Bila hal itu terjadi, mungkin aku akan membenci kekurangan yang sebenarnya juga Tuhan berikan padaku sebagai anugerah agar aku tak menjadi orang yang sombong atas nikmat kelebihan yang Allah rahmatkan kepadaku. Aku akan buang jauh ketakutanku dan berusaha menjadikan hidupku lebih berarti sebagai rasa terimakasihku pada Allah yang telah mengajarkanku banyak hal dalam kehidupan ini.